Dieng Agripina.com
agro&specific food
Carica Botol
Ketersediaan: 1000
Tanpa Pajak: Rp. 15.000,00
Bandingkan
Selama ini Khasiat buah Carica yang diketahui umum adalah kemampuannya membantu memperlancar pencernaan. Ternyata selain itu Carica juga memiliki khasiat lain. Beberapa diantaranya Carica banyak mengandung enzim papain, yaitu enzim yang berfungsi mempercepat proses pencernaan protein.
Enzim papain dalam buah pepaya mampu mencerna zat 35 kali lebih besar dari ukurannya sendiri, itulah kenapa meskipun kandungan protein dalam buah Carica tidak terlalu tinggi (4-6 gr) namun hampir seluruhnya dapat diserap oleh tubuh dan sangat berpengaruh pada produksi hormon manusia.
Bahkan penelitian baru-baru ini menunjukkan kandungan Arginin pada Carica dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara. Kandungan Papain dalam buah Carica juga memiliki sifat Antiseptik dan membantu mencegah perkembangbiakan bakteri yang merugikan di dalam usus. Membantu menormalkan pH usus sehingga keadaan flora ususpun menjadi normal. Kandungan vitamin C buah Carica lebih tinggi dari kandungan vitamin C pada jeruk. Carica juga memiliki kandungan vitamin A yang lebih tinggi daripada wortel. Selain itu Carica juga kaya dengan vitamin B kompleks dan vitamin E yang tentunya baik untuk kesehatan
Tulis review
Nama Anda:Review Anda: Note: HTML tidak diterjemahkan!
Rating: Jelek Bagus
Masukkan kode verifikasi berikut:
Kamis, 24 April 2014
Jumat, 17 Mei 2013
Sabtu, 11 Juni 2011
ubi anggrek
Kandungan lainnya adalah protein, lemak, serat kasar dan abu. Total kandungan antosianin bervariasi pada setiap tanaman dan berkisar antara 20 mg/100 g sampai 600 mg/100 g berat basah. Total kandungan antosianin ubi jalar ungu adalah 519 mg/100 g berat basah.(reff.setiaphari.com)karena warna buah yang hampir mirip dengan pigment bunga anggrek,banyak petani di desa menyebutnya ubi anggrek., ubi ungu mengandung lisin, Cu, Mg, K, Zn rata-rata 20%. Dia juga merupakan sumber karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi. Ditambah dengan sumber vitamin dan mineral, vitamin yang terkandung dalam ubi jalar antara lain vitamin A, vitamin C, thiamin (vitamin B1), dan riboflavin. Sedangkan mineral dalam ubi jalar diantaranya adalah zat besi (Fe), fosfor (P), dan kalsium (Ca).
Rabu, 21 April 2010
Teknik Budidaya Jamur Tiram
PENDAHULUAN
jamur tiram.jpgIndonesia termasuk salah satu negara yang dikenal sebagai gudang jamur terkemuka di dunia. Jamur-jamur yang telah dibudidayakan dan telah populer atau memasyarakat sebagai makanan dan sayuran serta banyak diperdagangkan di pasar adalah jamur merang (Volvariella volvacea), Jamur champignon (Agaricus bitorquis) jamur kayu seperti jamur kuping (Auricularia, Sp.) Jamur Shiitake/payung (Lentinus edodes) dan jamur tiram (Pleurotus ostreatus).
Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol.
Ditinjau dari aspek biologinya, jamur tiram relatif lebih mudah dibudidayakan. Pengembangan jamur tiram tidak memerlukan lahan yang luas. Masa produksi jamur tiram relatif lebih cepat sehingga periode dan waktu panen lebih singkat dan dapat kontinu.
Budidaya jamur tiram dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis skala kecil, menengah dan besar (Industri). Negara-negara yang telah mengembangkan budidaya jamur tiram sebagai agrobisnis andalan dan unggulan adalah Cina, belanda, Spanyol, Prancis, Belgia dan Thailand. Negara-negara tersebut trermasuk produsen jamur terbesar di dunia.
Seiring dengan popularitas dan memasyarakatnya jamur tiram sebagai bahan makanan yang lezat dan bergizi, maka permintaan konsumen dan pasar jamur tiram di berbagai daerah terus meningkat. Kebutuhan konsumsi jamur tiram meningkat sebanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan pendapatan serta perubahan pola konsumsi makanan penduduk dunia. Negara-negara konsumen penduduk jamur terbesar adalah Amerika Serikat (AS), Kanada, Jerman, Jepang, Hongkong, Belgia Inggris, Belanda dan Italia. Rata-rata konsumsi jamur per kapita penduduk Kanada dan negara-negara Eropa melibihi 1,5 kg/kapita/tahun. Sedangkan konsumsi rata-rata penduduk inggris dan AS masing-masing sekitar 1 kg/kapita/tahun dan 0,5/kapita/tahun.
INFORMASI POKOK
Pemeliharaan jamur tiram sangat praktis dan sederhana, yaitu dengan cara menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan (cultivation) yang memenuhi syarat pertumbuhan jamur tiram. Langkah-langkah pemeliharaan atau penanaman jamur tiram meliputi persiapan sarana produksi dan tahapan budidaya.
Persiapan Sarana Produksi
Bangunan
Bangunan jamur sederhana dapat dibuat dari kerangka kayu (bambu) beratap daun rumbia, anyaman bambu atau anyaman jerami padi. Ukuran kumbung yang ideal adalah 84 m2 (panjang 12m dan lebar 7m) dan tinggi 3,5 m. Bentuk kumbung bisa bervariasi, bisa mirip gembong kereta api atau seperti rumah. Pada umumnya kumbung atau bangunan jamur terdiri dari beberapa ruangan, diantaranya:
* Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan Pengayakan, Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi.
* Ruang Inokulasi:
Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media tanam, ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari kontaminasi (adanya mikroba lain).
* Ruang Inkubasi
Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 – 28OC dengan kelembaban 60% – 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastic (baglog) yang sudah di inokulasi.
* Ruang Penanaman :
Ruang penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot/pengabutan. Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 16 – 22OC dengan kelembaban 80 – 90%.
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop, filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong.
Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu, bekatul (dedak), kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa, kantong plastik, karet, kapas, cincin plastik.
Tahapan Budidaya Jamur Tiram
Beberapa tahapan dalam budidaya jamur tiram yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Persiapan Bahan
Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung, dan glukosa
2. Pengayakan
Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir
3. Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 – 60 % atau bila kita kepal serbuk tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup.
4. Pengomposan
Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic
5. Pembungkusan (Pembuatan Baglog)
Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan.
6. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 – 100OC selama 12 jam.
7. Inokulasi (Pemberian Bibit)
Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit yang baik yaitu:
* Varitas unggul
* Umur bibit optimal 45 – 60 hari
* Warna bibit merata
* Tidak terkontaminasi
8. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium)
Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40 – 60 hari.
9. Panen
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran.
Sumber:BBPP lembang/ganjar
teknik budidaya jamur merang
(Volvariella volvaceae)
A. Penentuan Lokasi :1. Sumber jerami 2. Sumber air 3. Jalan B. Persyaratan Kumbung :
C. Perbedaan kumbung :
1. Jerami 2. Kapur CaCO3 3. Dedak 4. Limbah kapas a) Jerami mengandung :
b) Alternatif jerami :
c) Alternatif limbah kapas : III. Pembuatan Kompos 1. Lapisan atas : kompos kapas 2. Lapisan bawah : kompos jeramiIV. Memasukkan Kompos 1. ±10 hari kompos jerami masuk kumbung, simpan setinggi ±40 cm/rak. 2. Lapisi ± 0,5 cm kompos kapas yang telah dikompos selama 1 bulan. 3. Pasteurisasi sampai suhu 70°C, pertahankan 4-5 jam. 4. Penanaman dilakukan bila suhu < 40°C.V. Pasteurisasi / Steam 1. Lantai kumbung dibersihkan. 2. Peralatan untuk wadah penanaman bibit harus disertakan dalam pasteurisasi. 3. Semua ruang tertutup. 4. Drum pasteurisasi diisi penuh, salurkan pipa ke dalam kumbung. 5. Setelah mencapai 70°C (biasanya setelah 7-8 jam). Suhu dipertahankan selama 4-5 jam 6. Penanaman bibit dilakukan setelah istirahat 1 hari. Catatan : - bila penyeteaman tidak matang, maka jendela harus dibuka agar amoniak keluar. - bila penyeteman matang, maka jendela ditutup saja. Peralalatan Pasteurisasi 1. pH diusahakan mencapai 7 / netral. 2. Peralatan untuk penanaman yang telah di pasteurisasi disiapkan untuk diisi bibit. 3. Bibit log dihancurkan agar lembut. ( 1 log untuk 1m2) 4. Bibit ditabur pada 2/3 media dari tinggi media / tengahnya tidak di tabur. 5. Bibit sempilan di tanam di bawah media gulungan sebanyak 2 tempat tanam. 6. Bisa juga dibuat bantalan di tiang danditanami bibit. 7. Hari I : penanaman dilakukan sore hari. 8. Hari II : pertumbuhan miselium diperhatikan. 9. Hari III : - Bila bibit telah keluar miselium, maka langsung disiram. - Bila bibit belum tumbuh, maka penyiraman dilakukan hari ke 4. - Penyiraman bibit dilakukan pada tengah hari ± pkl 13.00 10. Hari IV : mulai hari ke 4, pintu & jendela dibuka antara pkl 06.00-06.15. 11. Hari V : jendela dibuka 15°. Pintu di buka pkl 00.00 selama ½ jam. 12. Hari VI : jendela di buka 30 °. 13. Hari VII : jendela di buka 45°. 14. Hari VIII : jendela di buka 60-90° / bila jamur tumbuh besar. 15. Panen selanjutnya jendela dibuka terus sampai selesai. Penebaran Bibit Jamur 1. Penyiraman dilakukan 3 atau 4 hari setelah tanam. 2. Temperatur ruangan 34-36°C. 3. Temperatur media 34- 38°C. 4. Bila temperatur media mencapai 38°C atau lebih maka akan tumbuh cendawan Monilia, tumbuh antara hari ke V – VIII. Jamur berumur 7 hari setelah tanam 1. Ciri jamur siap tanam :
2. Cara panen jamur :
3. Penyebab menurunnya kualitas jamur merang (bercak-bercak):
4. Penyebab jamur pecah : (sumber BBPP lembang) |